Satukan Potensi Umat Islam
Peringatan Hari Besar Kembali ke Masjid Istiqlal
Selasa, 10 Maret 2009 | 04:55 WIB

Jakarta, Kompas - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi meminta pemerintah menyatukan potensi umat Islam di negeri ini. Salah satu caranya adalah dengan mengembalikan tempat peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dan Isra Miraj ke Masjid Istiqlal, Jakarta.

Alasannya, kata Hasyim, selain bisa dihadiri umat Islam dan duta besar negara sahabat, dengan peringatan hari besar keagamaan di Masjid Istiqlal, hal itu jelas menyatukan seluruh potensi umat Islam. Hal tersebut disampaikan Hasyim dalam keterangan pers bersama seusai tablig akbar berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (9/3).

Acara itu dihadiri Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, pimpinan Majelis Rasulullah SAW Habib Munzir Al-Musyawwah, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring.

”Semoga bangsa ini kembali ke norma keadilan dan kemitraan yang bisa menjurus pada kemakmuran. Karena itu, saya berharap siapa pun presiden yang akan datang, supaya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Miraj dikembalikan ke Istiqlal. Tidak perlu dibawa ke mana- mana. Cukup dilakukan di Istiqlal,” ujar Hasyim.

Berdasarkan catatan Kompas, sejak selesainya pembangunan Masjid Istiqlal pada zaman Presiden Soeharto tahun 1978, setelah rencana pembangunan gedungnya dilombakan pada tahun 1955, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Miraj kerap dilaksanakan di masjid itu. Namun, Presiden Soeharto juga sempat menggelar peringatan kedua hari besar agama Islam itu di Istana Negara.

Pada periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kedua perayaan hari besar agama Islam itu diselenggarakan secara bergantian di Istana dan di luar Istana, yaitu di salah satu masjid di daerah pada saat kunjungan kerja.

Menurut Hasyim, jika dikembalikan ke Masjid Istiqlal, hal itu tidak hanya menyatukan potensi umat, tetapi juga bisa menjadi arena berkumpulnya masyarakat dan duta besar negara Islam. ”Ini saya harapkan dilakukan dan semoga Allah meridai apa yang dirintis Habib Munzir. Jadi, tak hanya di Jakarta, tetapi menyeluruh karena bangsa ini butuh ketenangan,” paparnya.

Hasyim mengaku sangat menghormati ikhtiar dan perjuangan Habib Munzir dalam menyemarakkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. ”Tidak dengan simbol, tetapi dengan isi. Sebab, bangsa ini pada hari-hari terakhir ini perlu pegangan dari kegelisahan sosial yang mungkin disebabkan ekonomi atau karut-marutnya keadaan. Maka, kegiatan ini diharapkan jadi pegangan dan penenang bangsa ini,” lanjutnya.

Tifatul Sembiring menyatakan, jika semua potensi umat Islam berkumpul, hal itu juga akan menunjukkan persatuan di kalangan umat Islam secara nasional. ”Dengan ukhuwah islamiah, hal itu bisa menyatukan bangsa Indonesia,” katanya.

Jusuf Kalla pun menambahkan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini diselenggarakan secara serentak oleh umat Islam di sejumlah wilayah sehingga menunjukkan persatuan dan kesyahduannya tersendiri. (har)(kompas.com)

Berita 10 Mar 2009
Rumah Masa Depan Umat Islam & Semua Golongan........Rumah Masa Depan Umat Islam & Semua Golongan........Rumah Masa Depan Umat Islam & Semua Golongan........Rumah Masa Depan Umat Islam & Semua Golongan........Rumah Masa Depan Umat Islam & Semua Golongan

Home   |   Tentang PBR   |   Agenda   |   Kegiatan   |   Publikasi   |   Kontak Kami

Copyright  2008 www.PBR.or.id. WSM All rights reserved.