KAMPANYEterbuka parpol dinilai masih terjebak pada tradisi lama. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai gaya dan isi kampanye parpol selama kampanye terbuka tidak ada perubahan dari pola masa lalu.
”Sama saja dengan pemilu-pemilu sebelumnya, gitu-gitu aja,” katanya di Jakarta kemarin. Isi kampanye masih merupakan kampanye kosong. Dia menilai para tokoh parpol sibuk saling serang dan mengumbar janji. Pemandangan seperti itu masih mendominasi kampanye terbuka.”Kampanye memang janji-janji, tapi ini tidak ada yang konkret,”ujar Syamsuddin.
Menurut dia,hal seperti itu akan sulit berubah dalam waktu dekat. Kampanye pemilu akan selalu sama begitu mendekati hari pemungutan suara.Hanya akan ada janji, hiburan,dan saling kritik satu sama lain. Seharusnya parpol menyajikan program konkret disertai cara mewujudkan program-program prorakyat yang dijanjikan.
”Ini semua sudah sistemik, jadi susah mengubahnya dalam waktu dekat,”tandas Syamsuddin. Di tempat terpisah,Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi menyorot keterlibatan anak-anak yang kerap ikut meramaikan arena kampanye parpol. Menurut dia, pimpinan parpol harus ikut peduli tentang kejiwaan anak-anak dan menjunjung tinggi hak mereka.
”Hal ini demi perkembangan jiwa anak. Untuk itu, diharapkan masing-masing pengurus partai untuk mengingatkan massanya agar tidak membawa putra-putrinya dalam berkampanye,” ungkap pria yang kerap disapa Kak Seto ini di Semarang kemarin. Terkait dengan hal tersebut, Komnas Perlindungan Anak telah mengadakan pertemuan dengan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU).
”Kami sudah mengingatkan harus betulbetul ada persiapan dan sosialisasi kepada pengurus, pimpinan, dan massa dari parpol untuk tidak melibatkan anak dalam kegiatan kampanye,”ujarnya. (dian widiyanarko/ant) (seputar-indonesia.com)
|
